SultraOnline, RAHA – Kabupaten Muna salah satu dari tujuh belas kabupaten / kota di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) terjangkit virus corona (Covid-19).
Para tenaga medis yang bertugas bahu membahu menangani pasien yang ditengarai telah terpapar Covid-19. Bahkan, diantara mereka tidak diperkenankan untuk pulang kerumahnya.
‘’ Iya pak, kami bukannya takut tetapi kami menjaga-jaga agar isteri dan anak-anak tidak ikut terjangkit begitu juga kerabat dan keluarga lainnya.’’ kata Kepala Ruang Isolasi khusus Covid-19, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sultra, Burhan, S.Kep, Ns kepada wartawan SultraOnline.com, Jumat (1/5/2020).
Burhan mengatakan, meski menangani pasien diruang isolasi begitu sangat berhati-hati mengenakan kelengkapan alat pelindung diri (APD) dengan standar yang baik. Untuk keamanan bersama dirinya tetap tidak pulang bertemu anak dan isteri.
Sejak menerima Surat Keputusan (SK) sebagai tim tugas yang ditempatkan di ruang isolasi khusus penanganan Covid-19 di RSUD Raha.
Selama kurang lebih dua bulan dan telah menangani pasien yang masuk ruang isolasi sedikitnya sudah tiga belas orang dalam perawatan (PDP).
Diakui pasien yang telah menjalani pewaratan keadaan umum sudah ada tujuh yang secara beransur-angsur membaik. Tetapi harus tetap menunggu hasil pemeriksaan uji laboratorium baik Rapid Test maupun hasil Swab yang telah dikirim ke BBLK Makassar.
‘’ Selain ada yang dirawat diruang isolasi dan lebih banyak yang masuk di UGD tenda yang masih berstatus ODP. Dan untuk pasien yang membaik bila ada hasil Swab baru bisa dinyatakan sembuh.’’ jelasnya.
Diakui Burhan, seluruh tenaga medis diruang isolasi sejumlah delapan belas dan para dokter sebanyak tiga orang secara umum, bila tidak ada yang darurat masih dapat menjalankan tugas dengan mengatur tugas secara bergantian.
‘’ Pembagian tugas telah diatur sebaik mungkin, dalam 1 x 24 jam kami siap siaga. Namun, pihaknya berharap masyarakat bisa patuh dengan intruksi pemerintah agar wabah ini tidak meluas.
Ini memang sudah tugas dan kewajiban para medis. Tetapi bila tidak dipahami bahwa ini wabah bisa menular dengan cepat dan pasien bisa membludak itu sangat berbahaya.
Pun, kami tenaga medis diperiksa maupun di Rapid Test setiap empat belas hari tetap tidak ingin keluarga tertular sehingga seluruh tenaga medis mengurungkan keinginan bertemu anak dan isteri.’’ ujar Burhan. (Red/DEM/Kaharudin)
Discussion about this post