Sultraonline, KONAWE – Meskipun konawe merupakan sebuah kabupaten, namun sampai saat ini data akurat mengenai inflasi belum dimiliki.
Hal ini disampaikan langsung Wakil Bupati Konawe, Gusli Topan Sabara, usai rapat Forkompinda, Selasa (15 September 2020).
Menurutnya untuk dapat mengukur secara akurat inflasi atau kenaikan harga-harga di Kabupaten Konawe kedepannya, pihaknya akan segera mengaktifkan salah satu pasar di daerah lumbung padi tersebut.
” Untuk mengukur secara akurat, ada dua alternatif karena ini skop kabupaten. Sementara kita berpasar hanya dua kali seminggu, ini tidak logis. Sehingga pemda dalam waktu dekat akan mengaktifkan salah satu pasar,” jelasnya.

Lanjutnya, pasar yang akan dipilih menjadi titik penentu pengukuran inflasi di Kabupaten Konawe yakni antara Pasar Wawotobi atau Pasar Asinua.
Bukan hanya itu, untuk menekan inflasi dalam APBD perubahan Pemda Konawe akan fokus dilima sektor yakni sektor pertanian, peternakan, perikanan,ketahanan pangan dan koperasi.
Sementara itu, Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Konawe sekaligus Sekda Pemda Konawe, Ferdinan Sapan, mengatakan sampai saat ini angka inflasi Kabupaten Konawe masih berpatokan diangka inflasi Kota Kendari. Sehingga pengaktifan pasar perlu dilakukan.
” Inflasi kita masih menggunakan data inflasi Kota Kendari, karena mereka memiliki pasar yang aktif setiap harinya sebagai titik untuk mengukur inflasi. Dan untuk konawe kita akan segera aktifkan pasar kita setiap harinya, untuk saat ini masih dua kali seminggu,” bebernya.
Sementara itu, Ferdinan mengatakan untuk Kabupaten Konawe sendiri ketersediaan kebutuhan pokok tidak ada kendala. Kecuali saat Hari Raya Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri, kenaikan harga untuk kebutuhan pokok tertentu meningkat. Namun hal ini tidak serta merta menyumbang inflasi di Kabupaten Konawe, karena harga kembali normal relatif cepat.
“Kita inflasi dibarang konsumtif, seperti elektronik,” tandasnya. (Red/Indi/Ide)
Discussion about this post