Kendari, Sultraonline.com-Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Sultra, Ir Hugua, mengatakan, Sulawesi Tenggara sejatinya memiliki peluang besar untuk meningkatkan status Bandara Halu Oleo sebagai salah satu penerbangan internasional yang terkoneksi di sektor pariwisata dan haji. Menurut Hugua, hal itu tidak mustahil diwujudkan jika sinergitas antar pemangku jabatan di daerah dan pusat terjalin dengan baik.
“Wakatobi sebagai 10 Top Destinasi Pariwisata Nasional (Kepres) dan Cagar Biosfer Bumi oleh UNESCO 2012, dapat menjadi referensi kuat pemerintah pusat untuk memuluskan peningkatan status Bandara Haluoleo menjadi Bandara International khususnya pada sektor Pariwisata dan Haji,” ungkap Hugua, Sabtu (6/4/2019).
Ketua asosiasi Pemda 6 Negara Maritim (CTI-LGN) ini, meyakini peluang tersebut karena ikut andil memperjuangkan, mempromosikan dan membuka mata dunia sehingga mengenal Wakatobi sebagai salah satu kekayaan cagar biosfer bumi. Perjuangan Hugua dilakukan saat memimpin Wakatobi selama dua periode.
Optimisme Hugua juga semakin dikuatkan dari hasil Rakerda GIPI Sultra yang dilaksanakan di Hotel Zahra Kendari 4 April lalu. Dalam Rakerda itu, disimpulkan bahwa Sultra layak menjadi kawasan Pariwisata Kelas Dunia dan Hub Pariwisata (tourism hub) Kawasan Timur Indonesia (Katimin).
Hal ini, juga didasari oleh letak geografis kawasan yang berada di tengah gugusan pulau di Indonesia. Destinasi wisatanya (Sultra), juga dianggap lebih baik dibandingkan dengan kawasan lain di Indonesia, jika pengelolaannya maksimal.

“GIPI menilai bahwa potensi pariwisata Sultra sangat sempurna dan kelas dunia, destinasi wisatanya beragam. Ada pulau, danau, gunung , gua, air Jatuh , surving, arung Jeram , pantai, warisan kerajaan, terumbu karang , kultur yang sangat beragam dan unik , kuliner, histori dan masih banyak lagi,” urainya.
Untuk mengoptimalkan posisi tersebut, maka GIPI Sultra merekomendasikan Bandara Haluoleo menjadi Bandara Transit ke Katimin (Kawasan timur Indonesia) dan juga menjadi Bandara Internasional dengan rute penerbangan awal, Kendari – Singapore, Kendari -Gaunzo Cina dan Kendari-Delhi (India).
Hugua menambahkan, sejak Wakatobi ditetapkan sebagai bagian dari Badan Otorita Parowosata (BOP), Wakatobi menjelma menjadi kawasan khusus pariwisata dengan area inti Kabupaten Wakatobi sendiri, serta wilayah pengembanganya yang meliputi Pulau Buton, Muna, Kabaena, Wawonii dan sebagian Besar Kabupaten/Kota didaratan Sulawesi Tenggara.
BOP Wakatobi, kata Caleg DPR RI Dapil Sultra ini, merupakan kebijakan khusus pemerintah Jokowi – JK dengan nilai investasi sebanyak 20,5 triliun rupiah, yang digunakan untuk menggenjot wisatawan nusantara (wisnus) dan wisatwan mancanegara (wisman), demi kesejahteraan rakyat Indonesia, khususnya Sultra.
“Jika hal ini terealisasi maka kunjungan Pariwisata ke Sultra meningkat. Semua sektor ekonomi lainya bergerak positif demi kesejahteraan rakyat,” pungkas Hugua.
Discussion about this post